logo blog

Jumatan Dekat Colosseum, Muslim Italia Protes Atas Penutupan beberapa Masjid Di Italia

Jumatan Dekat Colosseum, Muslim Italia Protes Atas Penutupan beberapa Masjid Di Italia


Jumatan Dekat Colosseum, Muslim Italia Protes Penutupan Masjid

Ratusan Muslim menggelar shalat Jumat di dekat Colosseum di Roma guna memprotes penutupan sejumlah masjid di Italia.

Aksi itu digelar terkait pembatasan kebebasan untuk melaksanakan ajaran agama mereka di negara itu, kata pihak penyelenggara yang mengajak warga Muslim memprotes penutupan lima masjid sementara dengan alasan administrasi belum lama ini.

Jamaah menggelar shalat Jumat di lokasi terbuka yang berjarak hanya beberapa meter dari Colosseum, amfiteater kuno salah satu keajaiban dunia.

Saat berunjuk rasa sebagian orang mengusung plakat bertuliskan “Perdamaian” dan “Buka masjid-masjid.”

Banyak Muslim Italia menilai pihak berwenang setempat menanggapi situasi curiga akibat serangkaian aksi teror oleh pelaku Muslim di Eropa belakangan ini dengan menutup tempat ibadah karena alasan sepele, seperti kurangnya jumlah toilet.

Protes diorganisir oleh kelompok migran asal Bangladesh, Dhuumcatu. Kelompok itu mengeluhkan penutupan sejumlah tempat ibadah dengan alasan melanggaran aturan bangunan.

Kelompok itu ingin agar pihak pemerintah kota turun tangan, lapor Aljazeera (21/10/2016).

“Kami merasa orang-orang menudingkan jarinya ke arah kami,” kata Francesco Tieri, seorang mualaf yang bertindak sebagai koordinator beberapa kelompok Muslim di Italia.

“Tidak ada kemauan politik untuk mengakui keberadaan kami di sini dan bahwa kami adalah komunitas damai. Kami dipaksa menyewa tempat untuk dijadikan tempat ibadah, yang bagi kami pentingnya sama seperti udara. Jika kami tidak melakukannya, kami akan mati,” imbuh Tieri.

Politisi Barbara Saltamartini, dari kelompok anti-imigrasi Partai Liga Utara, menyebut unjuk rasa hari Jumat itu sebagai “provokasi yang tidak dapat diterima,” yang seharusnya tidak diperbolehkan terjadi di Roma.

Polisi mengkonfirmasi adanya penutupan sejumlah tempat ibadah. Dalam sebuah pernyataan, polisi mengatakan pihak berwenang menjamin kebebasan berpikir, tetapi dalam batasan hukum.

Di Italia, Islam bukanlah agama yang diakui secara resmi oleh negara, tidak seperti Yudaisme (Yahudi) dan Mormon (Kristen). Banyak Muslim pendatang dari Afrika Utara dan Asia Selatan merasa didiskriminasi karena ras dan juga agama mereka.

Berdasarkan data resmi, terdapat lebih dari 800.000 Muslim yang tinggal di Italia secara legal, dan diperkirakan 100.000 lainnya tinggal permanen di sana tanpa dokumen resmi.

Angka itu menunjukkan komunitas Muslim mencakup 1,5 persen dari populasi Italia dan Islam adalah agama kedua di negara itu yang paling banyak pengikutnya setelah Katolik Roma.

Sebagian besar tempat shalat terdapat di rumah-rumah atau pusat-pusat kebudayaan Islam. Hal itu menurut para politisi sayap kanan membuatnya sulit dimonitor, sehingga meningkatkan resiko “radikalisasi”.

Menteri Dalam Negeri Angelino Alfano mengatakan pada bulan Agustus lalu bahwa “masjid-masjid mini di garasi” seharusnya tidak diperbolehkan.

Parti-partai beraliran sayap kanan menyeru agar diberlakukan pelarangan menyeluruh atas masjid yang didirikan dengan donasi dari luar Italia.

Di Roma terdapat masjid terbesar di dunia Barat, tetapi proposal untuk mendirikan masjid bergaya arsitektur tradisional di tempat-tempat lainnya seringkali mendapat penentangan dari pemerintah setempat.*


**| republished by Lentera Kabah
Lentera Kabah

Share this:

Enter your email address to get update from ISLAM TERKINI.

Tidak ada komentar

About / Contact / Privacy Policy / Disclaimer
Copyright © 2015. Kabar Ukhuwah Islamiyah - All Rights Reserved
Template Proudly Blogger