JAKARTA (Lenterakabah) – Aktivis Cina, Zeng Wei Jian, dalam sebuah tulisannya yang dipublikasikan di Teropong Senayan, menceritakan seluruh pengalamannya saat berkunjung ke rumah Habib Rizieq, di Petamburan, Senin (31/10/2016).
Menurut Zeng Wei Jian, Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab adalah sosok yang sederhana, santun, serta lebih paham soal ilmu agama dibanding politisi seperti Nusron Wahid digabung dengan Guntur Romli dan Ade Armando. Dia juga bukanlah orang yang anti dan benci terhadap golongan minoritas seperti digemborkan beberapa media. Buktinya, Habib Rizieq berkenan menerimanya dengan tangan terbuka dan mereka berdiskusi tentang Aksi Bela Islam II 4 November 2016 mendatang.
Berikut tulisan lengkap Zeng Wei Jian di Teropong Senayan dengan judul “Habib Rizieq Syihab” yang diterbitkan Selasa (1/11):
Senin (30/10/2016) saya bertemu Habib Rizieq di rumah Jl. Petamburan III. Ada Panglima Munarman di sana. Selain puluhan ustad dan pimpinan Ormas Islam lain.
Kompleks kediaman Habib Rizieq cukup kecil untuk ukuran seorang Imam Besar Ormas sebesar FPI. Apalagi bila dibanding Kompleks Perumahan Gus Dur di Ciganjur. Jalan masuknya cuma muat semobil.
Saya mengirim foto dokumentasi ngobrol dengan Habib Rizieq kepada beberapa teman.
Seorang teman beraliran sosialistik, serupa Fajrul Rahman (antek Jokowi-Ahok), yang saat ini aktif di PKB merespon. Dia bilang, “Kalo loe tunjukin kedekatan sama FPI, itu malah merugikan. FPI SARA.”
Teman lain, sebut saja namanya Esti. Dia seorang liberalist tulen kebarat-baratan tajam mencibir. Dia bilang, “I’m not amazed. This would led to zero admiration.”
Fikri, kader PDI-P, berkomentar, “Lu gak dipukul? Haha.”
Sejumlah teman dari Gerindra mereply, “Mantap”. Ada yang kirim icon jempol berderet. Netizen Hadi Jayani (Tionghoa Katolik), “TOP (3 icon jempol), salam untuk Habib Rizieq, video beliau dengan Jaya Suprana adalah favorit saya.” Pak Jaya Suprana sendiri mengirim pesan singkat: Kereeen!
Saya tidak tau latar belakang persepsi teman-teman itu tehadap sosok Habib Rizieq. Tapi saya sepakat, Habib Rizieq memang kontroversial.
Di masa awal, mereka rajin satroni dan geruduk diskotik, tempat hiburan malam, tempat maksiat dan kasino. Orang-orang sekuler dan liberal kecam manuver ini. Mereka bilang itu urusan polisi, bukan paramiliter seperti FPI.
Saya menolak opini orang-orang itu. Tempat-tempat maksiat sudah semestinya dilarang. Tapi kembali mereka berargumen: itu pemaksaan kehendak. “Ini negeri merdeka,” kata mereka.
Mereka mendukung slogan “bonum commune hominis” (kebaikan hanya bagi para bos diskotik), bertentangan dengan “bonum commune communitatis”, common good of the community.
Saya mendukung FPI. Saya menolak menjadi corong bicara dan bamper bos-bos rumah bordir, pelacuran berkedok panti-pijat dan sarang miras.
Di situ, Habib Rizieq dibenci.
Belakangan, Prohok dan Projo memugar kembali citra Habib Rizieq sebagai sosok militan, hard-liner, violence, xenophobic dan agresif. Mereka bikin meme-meme nggak lucu, tidak beretika, jauh dari beradab dan amoral. Fitnah pun ditebar. Mereka bilang Habib Rizieq hendak menghancurkan NKRI, men-Suriah-kan Indonesia.
Setelah rapat tehnis agenda aksi 4 November, Habib Rizieq berkenan menerima saya. Saya tau dia lelah. Saya tidak ingin terlalu lama ganggu waktu istirahatnya.
Ruang tamu kediaman Habib Rizieq bergaya Arabic. Lesehan dengan alas duduk empuk. Tidak ada lukisan mahal, guci-guci antik, hiasan porselen atau apa pun di ruang tamu itu. Cuma ada sebuah potret keluarga di sela-sela ribuan buku dan kitab penuhi dinding ruangan. Saya kira dia lebih paham soal ilmu agama dibanding politisi seperti Nusron Wahid digabung dengan Guntur Romli dan Ade Armando. Kabarnya nanti sore, Mba Rahmawati Sukarnoputeri akan berkunjung ke sini.
Kami diskusi seputar agenda aksi akbar 4 November dan penistaan Alquran.
“Kepastian hanya milik Allah. Tapi insyallah, kami tidak akan mundur dari menuntut keadilan,” kata Habib Rizieq.
Saya senang dengar ini. Sejak Ahok menista Surat Al Maidah 51, muncul para blasphemer lain di sosmed.
Sepanjang diskusi, intonasi Habib tidak pernah naik. Tidak pernah pake kata-kata kasar seperti yang sering digunakan Ahok. Sekalipun topik bahasan kami seputar polemik serius dan politik. Habib Rizieq juga sering tertawa dan santun. Dia bilang dia hanya seorang “ustad kampung”.
Habib Rizieq mengkritik inisiatif Jokowi bertemu Bapak Prabowo. Menurutnya. Jokowi memberi kesan ada Prabowo dan motif politik dibalik gerakan demo akbar. Padahal tidak. Senada dengan Siti Zuhro dari LIPI, Habib Rizieq menyatakan, “Ini murni gerakan umat menuntut keadilan. Pak Prabowo pun tidak bisa menghentikan gerakan ini seandainya diminta Jokowi.”
Saya bertanya soal manuver Megawati dan partai pengusung Ahok.
Habib Rizieq bilang partai pengusung Ahok aktif mengagalkan inisiatif DPR-RI memanggil Kapolri. Anggota fraksi PDI-P, Golkar, Hanura dan Nasdem kerap tidak hadir saat voting hendak dilakukan. Jadinya keputusan memanggil Kapolri selalu tidak quorum.
“Sampe gebrak-gebrak meja mereka berantem di Senayan,” kata Habib Rizieq.
Keterangan ini paralel dengan rencana Fadli Zon manggil Kapolri. Itu sebab mengapa hanya Fadli Zon dan Fahri Hamzah saja yang menerima kedatangan rombongan pimpinan Ormas Islam beberapa waktu lalu.
Saya mengira memang ada intrik dan konspirasi elit di Senayan sehingga sampai hari ini Kapolri gagal dipanggil DPR-RI. Itu sebab mengapa proses hukum terhadap Ahok (penista agama) berjalan sangat lambat dan terkesan main-main.
(ameera/*)
Topik:
Lentera Kabah
Tidak ada komentar